Selasa, 28 Februari 2017

PETANI SEBAGAI WIRAUSAHA




 Keberhasilan petani mengelola usaha agribisnis harus selalu diasah dan terus dipacu dengan pengelolaan usahatani yang berkesinambungan dan mau bermitra usaha guna keberlangsungan pengelolaan usahatani. Banyak manfaat yang akan didapatkan oleh petani sebagai wirausaha bila mau dan mampu melakukan mitra usaha  yang akan memberikan nilai tambah dalam pengelolaan usahatani meliputi  :
1)      mengoptimalkan alokasi sumber daya pada satu titik waktu dan lintas generasi;
2)     meningkatkan efisiensi dan produktivitas produk-produk pertanian karena adanya keterpaduan produk berdasarkan permintaan;
3)     meningkatkan efisiensi masing-masing subsistem agribisnis dan harmonisasi keterkaitan antarsubsistem melalui keterpaduan antarpelaku;
4)    terbangunnya kemitraan usaha agribisnis yang saling membutuhkan, memperkuat, dan menguntungkan; dan
5)     adanya kesinambungan usaha yang menjamin stabilitas dan kontinuitas pendapatan seluruh pelaku dalam sistem usaha agribisnis tersebut.
Bermitra usaha akan dapat berhasil bila petani sebagai wirausaha mau dan mampu memahami dan melakukan pengelolaan usahatani dengan nuansa budaya usahatani partisipatif sebagaimana diungkapkan oleh. Syahyuti (2006) yang mendefinisikan partisipasi sebagai proses pelibatan seluruh pihak dalam proses pembangunan. Oleh karena itu, pembangunan partisipatif dalam konteks pembangunan pertanian berkelanjutan dengan pendekatan sistem agribisnis dan kemitraan usaha adalah proses yang melibatkan keseluruhan pelaku agribisnis dari hulu hingga hilir dalam pengambilan keputusan substansial yang berkaitan dengan eksistensi dan keberlanjutan usaha. Pembangunan pertanian secara partisipatif akan menjamin keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan itu sendiri.

Petani sebagai wirausaha selain ketekunan dalam bekerja keras untuk mencapai keberhasilan dalam mengelola usahatani dengan cara bermitra usaha tidak dapat dilepaskan dari jiwa wira usaha yang sudah harus dimiliki oleh setiap pengelola usahatani yang berkonsentrasi sebagai wirausahawan.
“Jiwa Wira Usaha“ yang harus dimiliki oleh petani sebagai wirausaha meliputi ;
1. Berani dan mampu menanggung resiko.
2.            Selalu ingin maju dan tidak cepat puas.
3.            Tidak suka tergantung atau mengandalkan bantuan orang lain (kemandirian.
4.           Mau dan mampu melakukan pemupukan modal.
5.            Dalam mengembangkan usaha akan berinvestasi dari pendapatan hasil “ Keuntungan usaha “ yang dikelola wirausahawan.
6.            Sadar dan tahu betul “ Perencanaan usaha “  merupakan kunci keberhasilan “ dalam pengelolaan usaha .
7.           Terbuka untuk menerima ide ide baru dan saran untuk pengembangan usaha yang dikelolanya
8.Disiplin  dalam waktu.
9.Mau dan mampu untuk menepati perjanjian
1.             Ciri-Ciri dan Watak Wirausahawan
Wirausahawan dituntut mampu melakukan pemaduan watak pribadi, pengelolaan keuangan dan sumber-sumber daya yang ada di lingkungan usaha dan memiliki memiliki kemampuan untuk mengevaluasi kegiatan usaha serta mampu membaca atau menganalisa peluang-peluang yang ada.
Ciri-ciri wirausahawan menurut Vernon A dkk, ( 1989 ) sebagai berikut :
 1.    Mempunyai keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri
 2.    Memiuliki kemauan dan kemampuan dalam mengambil resiko
 3.    Mau untuk belajar dari pengalaman
4.   Mampu untuk memotivasi diri sendiri
5.   Memiliki semangat untuk bersaing
6.   Orientasi pada kerja keras
7.    Percaya pada diri sendiri
8     Selalu termotivasi untuk berprestasi
9.    Tingkat energi yang tinggi;
10.   Mampu bersikap tegas
11. Mampu mempunyai keyakinan pada kemampuan diri sendiri.

2.   Prinsip-Prinsip Wirausaha
Petani sebagai wirausaha selain dituntut memiliki watak sebagai wirausahawan, juga  harus mampu memahami tentang prinsip-prinsip wirausaha yang akan membatu dalam pengelolaan usahatani.
Prinsip-prinsip Wirausaha  sebagai berikut :
a. Mengenal potensi diri
Petani sebagai wirausahawan dalam mengelola usahatani dituntut mau dan mampu untuk mengenal potensi diri sendiri yang berupa kelemahan dan kekuatan sebagai potensi yang akan menjadi motivasi diri dalam meraih keberhasilan dalam pengelolaan usahatani
b.     Berani menghadapi tantangan
Petani sebagai wirausaha dituntut mampu memiliki keberanian dalam menghadapi tantangan. Dengan seringnya menghadapi tantangan dan  berhasil  mencari solusi yang tepat lama kelamaan akan membentuk petani sebagai wirausaha yang memiliki kepribadian ingin hidup mandiri
c.    Mental yang tangguh dengan kemauan yang keras
 Petani sebagai wirausahawan dituntut mampu memiliki sifat yang tidak gampang menyerah sebagai wirausaha harus mampu memegang prinsip yang tangguhb dan memiliki semangat dalam mengelola usaha, agar keberhasilan pengelolaan usahatani dapat diraih dengan keberhasilan yang memberikan nilai tambah pada pendapatan
d.    Disiplin diri
Disiplin diri sangat penting bagi petani sebagai wirausaha yang akan menghantarkan keberhasilan dalam pengelolaan usahatani agribisnis. Disiplin diri yang harus mampu diwujudkan oleh petani sebagai wirausaha agribisnis meliputi ketepatan waktu utamanya bila terkait dengan perjanjian yang sudah disepakati.
e.     Hemat dan cermat
Petani sebagai wirausaha sepatutnya memiliki kemampuan untuk memanfaatkan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan hanya untuk keperluan menunjang keberhasilan pengelolaan usahatani.
f.      Keterbukaan
 Petani sebagai wirausaha dituntut mampu untuk menerima saran-saran dari orang lain yang akan berguna untuk kemajuan pengelolaan usahatani. Dengan sikap keterbukaan akan memudahkan bagi petani sebagai wirausaha untuk mengurangi terjadinya kesalahan dalam pengelolaan usahatani.
g.     Wibawa dan jujur
Kejujuran dan wibawa menjadi persyaratan yang harus dimiliki oleh petani sebagai wirausaha dalam mengambil keputusan. Dengan memiliki jiwa kejujuran bagi petani sebagai wirausaha akan senantiasa mendapatkan kepercayaan dari pihak mitra usaha yang akan berpengaruh pada keberhasilan pengelolaan usahatani.
h.     Percaya diri
Percaya diri merupakan syarat utama bagi petani sebagai wirausaha dalam mengelola usahatani agribisnis. Percaya diri yang harus mampu diwjudkan dalam pengelolaan usahatani agribisnis harus dimulai dari sikap dan keyakinan dalam mengelola usahatani yang dimulai dari tahapan memulai usaha sampai pada akhir proses kegiatan usahatani yang dikelola agar keberhasilan pengelolaan usahatani dapat dicapai.
i.     Memperhatikan keadaan pasar
 Membaca peluang pasar harus menjadi acuan utama bagi petani sebagai wirausaha dalam mengelola usahatani agribisnis. Peluang pasar harus menjadi acuan dasar dalam menghasilkan produksi yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.Dalam melaksanakan usaha harus berpegang prinsip sesuai keadaan pasar.
j.      Manajemen yang baik
 Pengelolaan manajemen usahatani harus dipegang teguh oleh petani sebagai wirausaha yang akan membantu dalam mengendalikan usahatani agribisnis yang dikelolanya;
3.     Pemberdayaan Masyarakat sebagai Tenaga Kerja Potensial
Pemberdayaan masyarakat merupakan isue nasional yang harus mampu diwujudkan oleh semua pihak yang terlibat dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat tani. Pemberdayaan masyarakat dikaitkan dalam  pengelolaan usahatani agribisnis harus mampu melibatkan petani sebagai pelaku utama usaha untuk ikut berperan serta yang kita kenal akrab dengan nama partisipatif.
Pembangunan pertanian berkelanjutan harus menjadi nyawa dalam pengembangan usahatani agribisnis dengan mengutamakan potensi yang ada diwilayah lingkungan pengelolaan usahatani guna menghasilkan komoditi unggulan daerah yang sekaligus akan memberikan nilai tambah pada masyarakatnya.
Pemberdayaan pada masyarakat tani tidak bisa dilepaskan dari peran SDM pertanian yang ada diperdesaan dan sekaligus menjadi unggulan daerah kabupaten/ kota dalam memberikan nilai tambah keberhasilan pembangunan pertanian. Lebih lanjut dijelaskan oleh Winarni dalam tulisan Sulistiyani (2004:79), pemberdayaan terdiri dari tiga titik pokok yaitu pengembangan (enabling ), memperkuat potensi atau daya (empowering), dan terciptanya kemandirian. Dengan petani mampu melakukan pengelolaan usahatani agribisnis yang sesuai dengan teknologi anjuran. dapat diartikan pemberdayaan petani mampu untuk menuju proses kemandirian sesuai dengan tahapan kemampuan yang dimiliki oleh petani.
4.   How to Become “SMART ENTREPRENEUR”
     Petani sebagai wirausaha dituntut untuk mampu menjadi petani yang mengelola usahatani agribisnis berkelanjutan dan mampu memiliki jiwa wira usaha yang smart dan mampu untuk mengambil keputusan yang berani, cepat dan tepat serta mempunyai kepercayaan diri yang kuat.
Petani sebagai wirausaha diharapkan mampu menjadi “ wirausahawan yang cerdas”. Seorang wirausahawan yang cerdas memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
S       =     Strategic thinker and strong emotional;
M       =     Motivator yang handal bagi diri sendiri atau tim (self leader);
A       =     Ambisius karena “high achiever”;
R       =     Risk manager, not just a risk taker;
T =                Totalitas dalam bekerja dan target oriented yang penuh komitmen dan konsisten.
Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial :
1. Sikap terhadap peluang.
Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan? Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan-kemungkinan baru.
2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.
Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Keputusan- keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan “hati nurani” (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari “good feeling”. Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi. Bagaimana kita bisa mendengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan.
Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam. Lalu bagaimana cara “mendengarkan intuisi”? Apakah tiba-tiba ada suara yang terdengar menyuruh kita melakukan sesuatu?
Sesungguhnya intuisi itu sering muncul dalam berbagai bentuk, misalnya:
-     Isyarat dari badan. Badan kita sesungguhnya sering memberi isyarat-isyarat tertentu yang harus anda maknakan.
-     Isyarat dari perasaan. Tiba-tiba saja anda merasakan sesuatu yang lain ketika sedang melihat atau melakukan sesuatu. Misalnya rasa “excited”.
-     Isyarat dari luar. “follow the omen”, demikian Paulo Coelho berkata di buku the Alchemist. Baca “isyarat dari luar yang datang pada anda.
3. Selalu berharap kebaikan akan datang.
Orang yang beruntung ternyata selalu berpikir positif terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain.
4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik.
Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tesnya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orang dari kelompok sial umumnya adalah: “wah sial, ada di tengah-tengah perampokan begitu”. Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: “untung bisa ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit”. Apapun situasinya orang yg beruntung selalu untung terus. Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.

Menjadi Wirausahawan yang sukses itu bukan karena:
§  Guratan nasib (jalan hidup).
§  Keturunan.
§  Peluang yang bagus.
§  Mempunyai modal besar.
§  Bakat,
§  Tidak bisa dipelajari

Referensi: www.gerbangpertanian.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar