by Anang Sucahyo
Dalam
upaya pencapaian target program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)
pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian melalui Badan Pengembangan dan
Penelitian telah banyak mengeluarkan rekomendasi untuk diaplikasikan oleh
petani.Salah satu rekomendasi ini adalah penerapan sistem tanam yang benar dan
baik melalui pengaturan jarak tanam yang dikenal dengan sistem tanam jajar
legowo.
Dalam
melaksanakan usaha tanam padi ada bebarapa hal yang menjadi tantangan salah
satunya yaitu bagaimana upaya ataupun cara yang harus dilakukan untuk
mendapatkan hasil produksi padi yang tinggi. Namun untuk mewujudkan upaya
tersebut masih terkendala karena jika diperhatikan masih banyak petani yang
belum mau melaksanakan anjuran sepenuhnya. Sebagai contoh dalam hal sistem
tanam masih banyak petani yang bertanam tanpa jarak tanam yang beraturan.
Padahal dengan pengaturan jarak tanam yang tepat dan teknik yang benar dalam
hal ini adalah sistem tanam jajar legowo maka akan diperoleh efisiensi dan
efektifitas pertanaman serta memudahkan tindakan kelanjutannya.
Istilah
jajar legowo diambil dari bahasa jawa yang secara harfiah tersusun dari kata “lego
(lega)” dan “dowo (panjang)” yang secara kebetulan sama dengan nama
pejabat yang memperkenalkan cara tanam ini. Sistem tanam jajar legowo
diperkenalkan pertama kali oleh seorang pejabat Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten Banjar Negara Provinsi Jawa Tengah yang bernama Bapak Legowo yang
kemudian ditindak lanjuti oleh Departemen Pertanian melalui pengkajian dan
penelitian sehingga menjadi suatu rekomendasi atau anjuran untuk diterapkan
oleh petani dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman padi.
Prinsip
dari sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi tanaman dengan
mengatur jarak tanam sehingga pertanaman akan memiliki barisan tanaman yang
diselingi oleh barisan kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir setengah
kali jarak tanam antar barisan. Sistem tanam jajar legowo merupakan salah satu
rekomendasi yang terdapat dalam paket anjuran Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT).
Sistem
tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman
sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pingir yang lebih banyak
dengan adanya barisan kosong. Seperti diketahui bahwa tanaman padi yang berada
dipinggir memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibanding
tanaman padi yang berada di barisan tengah sehingga memberikan hasil produksi
dan kualitas gabah yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena tanaman yang
berada dipinggir akan memperoleh intensitas sinar matahari yang lebih banyak
(efek tanaman pinggir). Adapun manfaat dan tujuan dari penerapan sistem tanam
jajar legowo adalah sebagai berikut :
1. Menambah
jumlah populasi tanaman padi sekitar 30 % yang diharapkan akan meningkatkan
produksi baik secara makro maupun mikro.
2. Dengan
adanya baris kosong akan mempermudah pelaksanaan pemeliharaan, pemupukan dan
pengendalian hama penyakit tanaman yaitu dilakukan melalui barisan
kosong/lorong.
3. Mengurangi
kemungkinan serangan hama dan penyakit terutama hama tikus. Pada lahan yang
relatif terbuka hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya dan dengan lahan
yang relatif terbuka kelembaban juga akan menjadi lebih rendah sehingga
perkembangan penyakit dapat ditekan.
4. Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian tanaman
dalam barisan.
5. Dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo akan menambah
kemungkinan barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman pinggir dengan
memanfaatkan sinar matahari secara optimal bagi tanaman yang berada pada
barisan pinggir. Semakin banyak intensitas sinar matahari yang mengenai tanaman
maka proses metabolisme terutama fotosintesis tanaman yang terjadi di daun akan
semakin tinggi sehingga akan didapatkan kualitas tanaman yang baik ditinjau
dari segi pertumbuhan dan hasil.
Bersumber dari Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Banten bahwa modifikasi jarak tanam pada sistem
tanam jajar legowo bisa dilakukan dengan melihat berbagai pertimbangan. Secara
umum jarak tanam yang dipakai adalah 20 X 20 cm dan bisa dimodifikasi menjadi
22,5 X 22,55 cm atau 25 X 25 cm sesuai pertimbangan varietas padi yang akan
ditanam atau tingkat kesuburan tanahnya. Jarak tanam untuk padi yang sejenis
dengan varietas IR-64 seperti varietas ciherang cukup dengan jarak tanam 20 X 20
cm sedangkan untuk varietas padi yang memiliki penampilan lebat dan tinggi
perlu diberi jarak tanam yang lebih lebar misalnya 22,5 sampai 25 cm. Demikian
juga pada tanah yang kurang subur cukup digunakan jarak tanam 20 X 20 cm
sedangkan pada tanah yang lebih subur perlu diberi jarak yang lebih lebar misal
22,5 cm atau pada tanah yang sangat subur jarak tanamnya bisa 25 X 25 cm.
Pemilihan ukuran jarak tanam ini bertujuan agar mendapatkan hasil yang optimal.
Ada beberapa tipe cara
tanam sistem jajar legowo yang secara umum dapat dilakukan yaitu ; tipe legowo
(2 : 1), (3 : 1), (4 : 1), (5 : 1), (6 : 1) dan tipe lainnya yang sudah ada
serta telah diaplikasikan oleh sebagian masyarakat petani di Indonesia. Namun
berdasarkan penelitian yang dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
diketahui jika tipe sistem tanam jajar legowo terbaik dalam memberikan hasil
produksi gabah tinggi adalah tipe jajar legowo (4:1) sedangkan dari tipe jajar
legowo (2 : 1) dapat diterapkan untuk mendapatkan bulir gabah berkualitas
benih.
Jajar legowo (2 : 1)
adalah cara tanam padi dimana setiap dua baris tanaman diselingi oleh satu
barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar baris
sedangkan jarak tanaman dalam barisan adalah setengah kali jarak tanam antar
barisan. Dengan demikian jarak tanam pada sistem jajar legowo (2 : 1) adalah 20
cm (antar barisan) X 10 cm (barisan pinggir) X 40 cm (barisan kosong).
Dengan sistem jajar
legowo (2 : 1) seluruh tanaman dikondisikan seolah-olah menjadi tanaman
pinggir. Penerapan sistem jajar legowo (2 : 1) dapat meningkatkan produksi padi
dengan gabah kualitas benih dimana sistem jajar legowo seperti ini sering
dijumpai pada pertanaman untuk tujuan penangkaran atau produksi benih. Untuk
lebih jelasnya tentang cara tanam jajar legowo (2 : 1).
Jajar legowo (3 : 1)
adalah cara tanam padi dimana setiap tiga baris tanaman diselingi oleh satu
barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar barisan. Modifikasi
tanaman pinggir dilakukan pada baris tanaman ke-1 dan ke-3 yang diharapkan
dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya efek tanaman pinggir. Prinsip
penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara menanam pada setiap
barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-3) dengan jarak tanam setengah dari jarak
tanam antar barisan.
Dengan demikian jarak tanam pada sistem jajar
legowo (3 : 1) adalah 20 cm (antar barisan dan pada barisan tengah) X 10 cm
(barisan pinggir) X 40 cm (barisan kosong)
Jajar legowo (4 : 1) adalah cara tanam padi
dimana setiap empat baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang
memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar barisan. Dengan sistem legowo
seperti ini maka setiap baris tanaman ke-1 dan ke-4 akan termodifikasi menjadi
tanaman pinggir yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya efek
tanaman pinggir. Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan
cara menanam pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-4) dengan jarak
tanam setengah dari jarak tanam antar barisan.
Dengan demikian jarak tanam pada sistem jajar
legowo (4 : 1) adalah 20 cm (antar barisan dan pada barisan tengah) X 10 cm
(barisan pinggir) X 40 cm (barisan kosong)
Seperti telah diuraikan di atas bahwa prinsip
dari sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan jumlah populasi tanaman dengan
pengaturan jarak tanam. Adapun jumlah peningkatan populasi tanaman dengan
penerapan sistem tanam jajar legowo ini dapat kita ketahui dengan rumus : 100 %
X 1 / (1 + jumlah legowo).
Dengan demikian untuk masing-masing tipe
sistem tanam jajar legowo dapat kita hitung penambahan/peningkatan populasinya
sebagai berikut ;
Jajar legowo (2 : 1) peningkatan populasinya
adalah 100 % X 1(1 + 2) = 30 %
Jajar legowo (3 : 1) peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 3) = 25 %
Jajar legowo (4 : 1) peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 4) = 20 %
Jajar legowo (5 : 1) peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 5) = 16,6 %
Jajar legowo (6 : 1) peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 6) = 14,29 %
Tipe sistem tanam jajar legowo (4 : 1)
dipilih sebagai anjuran kepada petani untuk diterapkan dalam rangka peningkatan
produksi padi karena berdasarkan hasil penilitian yang telah dilakukan dengan
melihat serta mempertimbangkan tingkat efisiensi dan efektifitas biaya produksi
dalam penggunaan pupuk dan benih serta pengaruhnya terhadap hasil produksi
tanaman padi.
Sistem tanam jajar legowo memang telah
terbukti dapat meningkatkan produksi padi secara signifikan meskipun masih
terdapat beberapa hal yang mungkin lebih tepat disebut sebagai “konsekuensi
untuk mendapatkan hasil produksi yang lebih tinggi” dibanding disebut sebagai
“kelemahan atau kekurangan” dari sistem tanam jajar legowo. Beberapa hal ini
diantaranya adalah ;
1. Sistem
tanam jajar legowo akan membutuhkan tenaga dan waktu tanam yang lebih banyak.
2. Sistem
tanam jajar legowo juga akan membutuhkan benih dan bibit lebih banyak karena
adanya penambahan populasi.
3. Pada
baris kosong jajar legowo biasanya akan ditumbuhi lebih banyak rumput/gulma.
4. Sistem
tanam jajar legowo yang diterapkan pada lahan yang kurang subur akan
meningkatkan jumlah penggunaan pupuk tetapi masih dalam tingkat signifikasi
yang rendah.
5. Dengan
membutuhkan waktu, tenaga dan kebutuhan benih yang lebih banyak maka
membutuhkan biaya yang lebih banyak juga dibandingkan dengan budi daya tanpa
menggunakan sistem tanam jajar legowo.
Dengan budi daya padi sesuai rekomendasi atau anjuran
yang tepat dalam hal ini pengelolaan tanaman terpadu (PTT) maka semua hal
diatas dapat tertutupi dari hasil produksi yang didapatkan sehingga ditinjau
dari faktor penambahan tenaga kerja dan biaya produksi tidak akan berpengaruh
dan tetap lebih menguntungkan dibandingkan tanpa menerapkan sistem tanam jajar
legowo.
Sebagai
tambahan bahwa penerapan sistem tanam jajar legowo akan memberikan hasil
maksimal dengan memperhatikan arah barisan tanaman dan arah datangnya sinar
matahari. Lajur barisan tanaman dibuat menghadap arah matahari terbit agar
seluruh barisan tanaman pinggir dapat memperoleh intensitas sinar matahari yang
optimum dengan demikian tidak ada barisan tanaman terutama tanaman pinggir yang
terhalangi oleh tanaman lain dalam mendapatkan sinar matahari.
Referensi:
Anonim,
2016, Cara Menanam Padi dengan Sistem
Jajar Legowo, www.petaniberas.tk didownload
pada tanggal 19 Februari, 2016
Anonim,
2016, Keunggulan Kelemahan Sistem Tanam
Padi JajarLegowo, www.techflash.info didownload
pada tanggal 19 Februari, 2016
Anonim,
2016, Tanam Padi Sistem JajarLegowo. Distan.majalengka.go.id
didownload pada tanggal 19 Februari, 2016