LATAR BELAKANG
Fenomena yang berkembang saat ini, kebanyakan petani
kurang memperhatikan kesuburan tanah. Petani dalam berbudidaya selalu
mengandalkan pupuk kimia. Hal ini wajar saja karena di era seperti sekarang ini
kebanyakan orang menyukai hal-hal yang instan, seperti dalam budidaya
pertanian, petani menggunakan pupuk kimia. Pupuk kimia ini hanya memberikan
unsur makro dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman kurang terpenuhi secara
keseluruhan. Petani kurang tertarik dengan pupuk organik yang sebenarnya sangat
baik untuk tanaman maupun kesuburan tanah karena adanya asumsi petani bahwa
pupuk organik adalah kompos yang penyebarannya lebih susah dibanding pupuk
kimia.
MASALAH
1. Tidak
seimbangnya pemenuhan hara makro dan mikro untuk pertumbuhan tanaman
2. Tidak
seimbangnya antara musuh alami dan hama penyakit terutama bakteri yang
mengundtungkan didalam tanah sangat minim.
3. Tanah
menjadi keras sehingga tidak berfungsi secara sempurna
PUPUK ORGANIK
Pengertian petani mengenai pupuk organik selama ini
masih berkisar pada pupuk organik tabur, sehingga petani kurang senang
menggunakan. Untuk mengantisipasi hal ini, penulis akan berbagi mengenai pupuk organik
cair yang pengaplikasiannya akan lebih mudah dibanding pupuk organik
padat/tabur.
Pembuatan Pupuk Organik Cair
Siapkan drum kapasitas 100ltr, lalu diisi 1/3nya
dengan kotoran kambing (dihancurkan lebih baik), diisi urine kelinci 25 ltr,
ditambah tetes tebu 1 ltr, ditambah tanah dibawah pohon bambo 0,5 kg, lalu
ditambah em4 1 ltr. Sisanya diisi air leri (cucian beras). Fermentasi selama 20
hari.
Aplikasi:
Disemprotkan pada lahan sebelum tanam (2 x semprot)
Pada saat tanam disemprotkan atau di kocor secara
rutin dengan interval seminggu sekali.
Dosis : 1 gelas aqua(240ml) untuk 1 tang semprot 15
ltr
KESIMPULAN
Dengan menggunakan pupuk organik cair secara rutin
akan menghemat penggunaan pupuk kimia dan sekaligus menyuburkan tanah.