by AnangSucahyo
Pupuk organik cair merupakan
salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran. Pupuk organik cair
kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar
yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu,
Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah, juga membantu meningkatkan produksi tanaman,
meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan
sebagai alternatif pengganti pupuk kandang. Pupuk organik cair mempunyai
beberapa manfaat diantaranya adalah:
- dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara.
- dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit.
- merangsang pertumbuhan cabang produksi.
- meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, serta
- mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah.
Pemberian pupuk organik cair
harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik
cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik
daripada pemberian melalui tanah. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan
maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu
pula dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada
tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun, pemberian dengan
dosis yang berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada
tanaman Oleh karena itu, pemilihan dosis yang tepat perlu diketahui oleh para
peneliti maupun petani dan hal ini dapat diperoleh melalui pengujian-pengujian
di lapangan (Abdul Rahmi Dan Jumiati, 2007).
Pembuatan Pupuk Cair
Pupuk cair adalah pupuk yang
berbentuk cairan, dibuat dengan cara melarutkan kotoran ternak, daun jenis
kacang-kacang dan rumput jenis tertentu ke dalam air. Pupuk cair mengandung
unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, kesehatan
tanaman. Unsur-unsur hara itu terdiri dari: Unsur Nitrogen (N), untuk
pertumbuhan tunas, batang dan daun. Unsur Fosfor (P), untuk merangsang pertumbuhan akar buah, dan biji. Unsur
Kalium (K), untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.
Pupuk cair ini memiliki keistimewaan yaitu pupuk ini dibanding dengan pupuk alam
yang lain (pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos) lebih cepat diserap tanaman.
Bahan Daun-daun gamal, lamtoro,
jenis kacang-kacangan dan kotoran sapi/ ayam/babi. Kandungan unsur terbesarnya
adalah Nitrogen dan peruntukannya untuk memupuk tanaman selama pembibitan dan
sayuran daun. Sedangkan daun kacang panjang, rumput gajah, benggala dan kotoran
kelelawar kandungan unsur terbesarnya Fosfor Dan Kalium. Peruntukannya memupuk
sayuran, bunga, buah dan umbi (kembang kol, tomat, cabe, kentang). Sedangkan
air berfungsi untuk melarutkan unsur hara.
Berikut akan diuraikan alat-alat
dan bahan yang diperlukan untuk pembuatan pupuk organik cair:
1. Alat – Alat:
a. Drum/ember atau wadah lain
untuk membuat pupuk cair.
Bila menggunakan drum akan
memperoleh pupuk cair sebanyak 100 liter.
Pupuk dari bahan daun-daunan,
dapat memupuk tanaman di lahan seluas 100 m2.
Pupuk dari bahan kotoran hewan,
dapat memupuk tanaman di lahan seluas 200 m2.
b. Karung
beras/goni/plastik/nila, atau lainnya sebagai tempat bahan pupuk cair. Sehingga
air dapat meresap ke dalam pori-pori karung tersebut dan bahan dalam karung
tidak bisa keluar.
c. Penutup drum/plastik hitam
atau tutup lain, supaya sinar matahari maupun air hujan tidak dapat masuk ke
dalam drum/wadah.
d. Tali pengikat, untuk
mengikat ujung karung sehingga bahan dalam karung tidak bisa keluar.
e. Batu untuk pemberat, supaya
karung dapat tenggelam
Cara Pembuatan
Tempat yang dekat dengan sumber
air dan tidak terkena panas sinar matahari serta hujan sangat baik untuk
membuat pupuk cair.
1. Isi karung dengan
daun-daunan (yang telah dicincang halus) atau kotoran ternak yang masih segar
(kira-kira ¾ karung) lalu ikat karungnya.
2. Masukan karung berisi
dedaunan dan kotoran tersebut ke dalam drum kosong / ember, kemudian diisi air.
Perbandingan antara air dengan berat isi karung adalah 2 liter air untuk 1 kg
berat isi karung.
3. Letakkan batu yang cukup
berat di atas karung, sehingga karung tersebut dapat tenggelam. Drum dijaga
selalu tertutup, agar tidak ada unsur hara yang hilang akibat penguapan.
4. Karung diangkat dari dalam
drum setelah kira-kira 2-3 minggu (bila menggunakan daun muda bisa 3 malam).
Larutan dalam drum itulah yang disebut dengan pupuk cair. Ampasnya yang di
dalam karung dapat digunakan untuk menyuburkan tanah.
Cara Penggunaan pupuk organik
cair dijelaskan sebagai berikut:
Pengenceran : Agar tidak terlalu kental, pupuk cair perlu
dicampur dengan air. Bila bahannya berasal dari daun, perbandingan adalah 1
bagian pupuk cair dan 3 bagian air. Bila bahannya berasal dari kotoran ternak,
perbandingannya adalah 1 bagian pupuk cair dan 4-6 bagian air.
Penyiraman : Siram tanaman yang akan di pupuk 2-3 minggu
setelah berkecambah, dan pemupukan dilakukan setiap 3 minggu
Referensi: http://www.heiferindonesia.org.